Kisah Mantan Guru Agama Katolik (5)
Putusan Terakhir
Memang tidak mudah untuk mengambil keputusan terakhir, lebih-lebih jika ini menyangkut soal iman. Pada studi saya lebih lanjut disamping saya sampai pada kesimpulan bahwa Yesus bukan pribadi Allah, sampai juga saya mengimani bahwa Muhammad itu adalah Nabi Utusan Allah.
Sebetulnya dengan ini saya sudah menjadi orang Islam dalam batin. Saya seorang yang dalam mengambil keputusan tidak begitu tergesa-gesa, segi-segi saya pertimbangkan dengan betul.
Dalam awal tahun 1977, saya pergi ke Lampung menghadap orang-tuaku untuk mohon doa restu. Keputusanku sudah bulat pada waktu itu ialah: "masuk Islam." Teringatlah saya akan sabda Yesus "Carilah dulu Kerajaan Allah dan segala kebenarannya yang lain akan diberikan sebagai tambahan" (Mateus 6: 33).
Ujian pertama, ialah kemarahan orang tuaku, ibuku marah dengan sangat begitu mendengar keputusanku. Saya: pulang dari rumah ibu dengan hati yang berkeping-keping. Di Jakarta saya istirahat beberapa hari. Dan akhirnya saya bisa bertemu dengan Bapak Mollammad Natsir gelar Datuk Sinaro Panjang. Beliau sekarang menjabat sebagai Ketua Dewan Dakwah Islamiyah Indonesia Pusat. Akhirnya dengan bantuan beliau saya berkuliah untuk memperdalam Agama Islam pada IAIN "Sunan Kalijogo," Fakultas Ushuludin Yogyakarta.
Keputusanku masuk Islam kutuangkan dalam Pernyataan didepan Bapak Syamsuri Ridwan, Kepala Dep. Agama Kab. Banyumas di Purwokerto disaksikan oleh: AK. Ansori, Somad, Moh. Tohar BA, tgl. 14 Januari 1977. Perpisahan dengan Gereja Katolik bukan berarti perpisahan dengan Yesus atau Isa a.s. Guruku yang pengajarannya kukagumi.
Selamat tinggal Gereja Katolik saya merasa berhutang budi kepadamu karena engkau telah mendewasakan pribadiku dan mengembangkannya. Seminggu setelah aku mengambil keputusan ini, aku masih tetap menangis. Bukan menangis menyesal telah mengambil keputusan yang engkau anggap salah, namun perpisahan dengan engkau almamater yang telah sekian lama aku berkecimpung di dalamnya cukup mengharukan dan menyedihkan hatiku.
Walaupun pengajaran-pengajaranmu banyak yang tidak kupercaya lagi namun aku ingin menjadi sahabatmu yang baik, walaupun aku sudah dalam biduk lain.
Akhir tulisan saya, saya ingin minta maaf kepada para Wali Gereja Katolik terlebih-lebih Bapa Uskup Alb. Hermelink Gentiaras SCY, bekas Uskup Tanjungkarang, Mgr. P.S. Harjosumarto MSC, Uskup Purwokerto, para Pastor yang telah mengenal saya, sesama rekan Guru Agama dan saudara-saudara yang beragama Katolik, barangkali saya dianggap telah mengambil keputusan yang sesat. Namun keputusan itu telah saya ambil dalam kedewasaan pribadi, waktu yang lama, studi yang mendalam dan doa kepada Tuhan. Akhirnya saya mengucapkan selamat tinggal.
Siapa Sebenarnya Juruselamat Dunia? Oleh Yohannes Baptista Sariyanto Siswosoebroto Penerbit PERSATUAN Jln. KHA Dahlan 103, Yogyakarta, 1977
No comments:
Post a Comment